admin@school-of-universe.com
0251 860 3233    
0856 8080 868
slide01
slide02
slide03
slide04
slide05
slide06

Datangkan Pendiri Sekolah Alam, Balikukup Lokasi Survei Pertama

Datangkan Pendiri Sekolah Alam, Balikukup Lokasi Survei Pertama

Cara Wabup Mengatasi Persoalan Pendidikan di Bumi Batiwakkal (1)

 

ARIE PRAMANA PUTRA, Batu Putih

PERSOALAN pendidikan di kabupaten paling utara Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini, cukup pelik. Luas wilayah atau kondisi geografis di Berau, menjadi salah satu masalah utama bagi anak-anak untuk bersekolah hingga jenjang SMA, bahkan sekalipun di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Berau terdiri dari 13 kecamatan dengan 100 kampung dan 10 kelurahan. Banyaknya perkampungan yang lokasinya jauh dari ibu kota kabupaten, ditambah akses atau infrastruktur yang sebagian besar belum dapat menjangkau setiap wilayah. Menyebabkan cukup banyak anak-anak yang putus sekolah. Seperti halnya di Kampung Balikukup, Kecamatan Batu Putih, yang tidak memiliki SMP.

Balikukup merupakan sebuah pulau seluas 16 hektare (Ha). Untuk menuju kampung ini, dari Tanjung Redeb harus menempuh perjalanan dengan waktu sekitar 5 jam, yakni 4 jam perjalanan darat dan 1 jam melalui laut.

Dari ibu kota Kecamatan Batu Putih memang hanya berjarak tempuh 1 jam, tapi menempuh perjalanan laut tak bisa dilakukan setiap hari karena tergantung pada cuaca. Wajar saja, banyak warga Balikukup yang enggan menyekolahkan anaknya ke jenjang SMP. Jikapun ada, harus tinggal dengan keluarga yang ada di Kampung Batu Putih. Tentu yang dipikirkan para orangtua, tak hanya soal biaya transportasi, tapi juga keselamatan anak-anak mereka jika setiap hari harus bolak-balik Balikukup-Batu Putih.

Menjawab persoalan tersebut, Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, mendatangkan Lendo Novo, yang merupakan pendiri Sekolah Alam atau School of Universe di Indonesia. Bersama dua rekannya, Lendo Novo yang tiba di Berau pada Senin (16/4) lalu, langsung bertolak ke Balikukup untuk melakukan survei kondisi pendidikan di kampung tersebut.

Tiba sekitar pukul 11.00 Wita di Tanjung Redeb, Lendo Novo terlebih dahulu bertemu dengan Wakil Bupati Agus Tantomo. Setelah makan siang, langsung melakukan perjalanan darat untuk ke Kecamatan Batu Putih. Karena sampai pada sore, tak memungkinkan untuk langsung menyeberang ke Balikukup. Maka, Lendo dan rekannya terpaksa menginap di Batu Putih. Keesokan harinya baru melanjutkan perjalanan ke Balikukup menggunakan speedboat Puskesmas Batu Putih.

Tiba di Balikukup, Lendo bersama tim langsung bertemu kepala kampung, guru-guru SD dan Maaruf, salah satu patriot negeri yang masih bertahan di Berau.

Kepada Lendo, Maaruf menceritakan permasalahan pendidikan maupun kampung. Disebutkannya, ada 30 murid SD yang akan lulus tahun ini dan tentunya sebagian besar akan putus sekolah. Ditambah dengan lulusan tahun 2017 yang mencapai 20 anak.

“Ini persoalan yang harus dicari solusinya, jangan sampai semakin banyak anak yang putus sekolah,” ujarnya.

Lendo mengaku prihatin dengan kondisi pendidikan di Indonesia, khususnya Berau. Misinya kali ini, sesuai permintaan Wabup Agus Tantomo adalah membuka Sekolah Alam tingkat SMP di Balikukup dan kampung lainnya.

“Di Indonesia ini sebenarnya cukup lucu, pemerintah mewajibkan sekolah 12 tahun, sementara fasilitasnya tidak disiapkan,” ujarnya kepada Berau Post.

Setelah melihat langsung kondisi di lapangan dan mengetahui persoalan yang ada di kampung tersebut, Lendo pun berdiskusi dengan Maaruf.

Maaruf cukup betah berada di Kampung Balikukup karena ingin membantu persoalan yang dihadapi warga di sana.

Rencananya, Maaruf akan dikader Lendo sebagai guru untuk Sekolah Alam yang akan dibuka di Kampung Balikukup tahun ini. “Saya perlu dua guru, tak perlu banyak. Bangunan tidaklah penting, ruang terbuka pun cukup untuk belajar,” tegasnya.

Dua guru yang dibutuhkan Lendo, salah satu di antaranya diperlukan yang cukup pandai dalam berbisnis atau punya kemauan untuk itu. Diutamakan masyarakat lokal jika ada. “Jadi selain sains, perlu yang pandai bisnis. Siswa Sekolah Alam pendidikannya sesuai bakat, bahkan melihat potensi yang ada di kampung dalam segi perekonomian,” tuturnya.

Nantinya kedua guru tersebut, akan mendapatkan pelatihan di Sekolah Alam Bogor, sebelum dibuka Sekolah Alam di Berau, khususnya Balikukup.

Setelah misi Balikukup tuntas, keesokan harinya tim berlanjut ke Kampung Long Lamcin yang berada di Kecamatan Kelay. Persoalannya pun sama. Dalam perjalanan ke kampung tersebut, tim ditemani Wakil Bupati Agus Tantomo. (*/bersambung/udi)

 

sumber : http://berau.prokal.co/read/news/54934-datangkan-pendiri-sekolah-alam-balikukup-lokasi-survei-pertama.html